Masakan Pemalas

Catatan kegiatan masak si pemalas masak tapi doyan makan

warorot market

Belanja di Pasar Tradisional

Dulu… selain malas memasak, saya juga malas berbelanja ke pasar. Sebenarnya saya malas berangkat ke pasarnya, kalau sudah sampai di pasar, saya bisa berlama-lama melihat hal-hal yang ada di pasar. Awal tinggal di Chiang Mai, saya beberapa kali mengunjungi pasar tradisional yang cukup dekat dari tempat tinggal kami. Setelah sekian lama, akhirnya saya kembali mengunjungi pasar tradisional. Rasanya setelah sekian lama berbelanja di supermarket, dan kembali lagi berbelanja di pasar, saya merasa takjub dengan perbedaan harga yang sangat signifikan. Harga di pasar tradisional bisa sepertiga dari harga supermarket, kesegarannya juga banyak lebih baik di pasar daripada di supermarket.

Ada banyak jenis sayuran yang terlihat lebih segar di supermarket padahal mungkin sudah berhari-hari dipajang di sana. Ada juga jenis sayuran yang memang lebih baik beli di Supermarket. Tapi untuk bumbu dapur seperti bawang putih, bawang merah, jahe, daun bawang, sereh, jahe bahkan tomat memang lebih murah kalau belanja di pasar tradisional. Sayuran yang sudah lama tidak saya beli seperti kangkung, bayam dan tauge juga jelas lebih segar (dan jauh lebih murah) beli di pasar tradisional dibandingkan beli di supermarket.

Oh ya, godaan yang sangat besar berbelanja di pasar tradisional sudah jelas: jajanan pasar, apalagi jajanan pasarnya mengingatkan pada jajanan pasar di Indonesia. Well, sekarang saya sangat menikmati berbelanja di pasar tradisional. Oh ya, keuntungan ekstra buat saya yang tidak tinggal di Indonesia adalah saya bisa mempraktikkan bahasa Thai yang sudah saya pelajari. Wah maaf jadi ngelantur.

Anyway, kalau saya malas memasak, di pasar tradisional juga tersedia makanan yang sudah dimasak siap dihidangkan (tapi saya belum pernah beli sih di sini). Tips untuk menghemat pengeluaran dan mendapatkan sayuran segar adalah kita harus memilih mana yang sebaiknya beli di pasar tradisional dan mana yang dibeli di supermarket. Bisa aja sih beli semua di supermarket (seperti yang selama ini saya lakukan), tapi sejak saya tahu berapa banyak yang bisa saya tabung dari perbedaan harga yang signifikan, saya bertekat untuk mengurangi belanja di supermarket dan lebih rajin ke pasar tradisional :). Kalaupun sibuk ini dan itu di hari kerja, kan selalu ada weekend untuk berbelanja. Oh ya coba kalau belanjanya weekend, pergi berbelanja dengan suami, pasti jadi lebih menyenangkan. Kita jadi ada yang bantuin bawa belanjaan sekaligus anggap saja rekreasi.


Posted

in

,

by

Tags:

Comments

2 responses to “Belanja di Pasar Tradisional”

  1. nirzanova Avatar
    nirzanova

    bener bangett.

  2. dian Avatar
    dian

    saya sangat mendukung kalo ibu rumah tangga lebih suka belanja di wet market alias pasar tradisional dari pada di supermarket.pengalaman seperti artikel di atas sudah pernah saya alami.dan perbedaan harga-harga sayuran di wet market amat menggiurkan.bikin kita ketagihan pengen belanja lagi keesokan harinya.dan yang paling saya suka belanja di wet market adalah dalam hal tawar-menawar.kalo saya berhasil menawar berarti saya adalah “pemenangnya”.ha ha ha.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *